PEJUANG SEJATI

PEJUANG SEJATI
BAYU BAGASKARA

Jumat, 02 Maret 2012

Empat Belas Tahun Yang lalu

Empat Belas tahun yang lalu, tepatnya tanggal 7 Maret 1998, Samarinda, Ibu kota di Kalimantan Timur, keadaannya tidak seperti biasa. Kekeringan melanda Samarinda, asap dari kebakaran hutan membuat nafas sesak, pandangan sangat terbatas bahkan airpun harus antri. Bahkan ditambah lagi dengan suasana politik Indonesia yang tidak menentu.
Dalam kondisi demikian, masih ada kebahagiaan yang kurasakan, karena kurang lebih jam 19.00 Wita di Rumah Sakit Dirgahayu, Samarinda, lahirlah seorang anak laki - laki, anak kami yang kedua, dengan berat cukup 3,2 kg dan panjang 52 cm.
Dan kami diberi nama BAYU BAGASKARA yang kira - kira artinya Angin Kesegaran/Kesehatan.
Meski kondisi alam yang tak bersahabat, namun kami sebagai orang tua mencoba memberikan hal yang terbaik untuk anak kami.
Namun dalam perjalanan hidup, kita sering tidak tau dan tidak mengerti rencana Tuhan,
Tahun 2000 kami pindah tugas di Makassar, jarak yang tidak terlalu jauh dari Samarinda.
Kami jalani kehidupan kami seperti biasa dengan bercanda bersama anak-anak.
Ketika awal April tahun 2001, saya melihat ada yang tidak biasanya dengan Anak laki-laki kami Bayu.
Agak lesu, pucat meski tetap bermain seperti biasanya.
Ketika kami coba untuk memeriksakan ke dokter, kami diminta untuk membawa ke RSUP Wahidin.
Kesokan harinya kami bawa Bayu ke RS Wahidin. Betapa tekejutnya kami, terasa lemas semua tubuh kami, karena dalam diagnosa awal diperkirakan kalau tidak LEUKEMIA ya THALASSEMIA.
Kami minta waktu pada dokter untuk pemeriksaan Laboratorium.
Tanggal 27 April 2001, kami periksakan Laboratorium dan hasilnya Bayu yang baru berumur 3 tahun terkena LEUKEMIA. Dan hari itu juga diminta untuk opname agar segera bisa di Kemoterapi.
Pikiran kami sudah tidak karuan. Anak sekecil itu harus menjalani Kemoterapi sedikitnya selama 2 tahun. Biaya dari mana sementara perusahaan tidak memberikan asuransi kesehatan untuk keluarga kami.
Yang paling mengejutkan Hb Bayu hanya 2 dan hanya punya kesempatan selama 8 minggu.
Ya Tuhan.......ampunilah hamba. Kami berdoa minta petunujuk Allah yang mempunyai hidup.
Akhirnya tanpa memikirkan biaya atau apapun kami menyetujui untuk Kemoterapi.
Kami hanya berfikir, sembuhakan anak kami. Jangan mengeluh, jalani semua adalah rencana Tuhan.
Apapun hasilnya itu adalah kehendakNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar